26-27 Juni yang lalu, saya dan keluarga melaksanakan Upacara Potong Gigi .
Tepatnya turut terlibat dengan mengikuti Potong Gigi Masal di Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR). Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) terletak di Jalan Cekomaria 777, Peguyangan, Denpasar.
Pada kesempatan tersebut, ternyata banyak juga yang mengikuti proses upacara ini, yaitu lebih dari 200 orang. Saya dan keluarga dapet nomor urut 145-150, 3 laki-laki dan 3 perempuan, hihi. Itu baru pesertanya, sangging-nya (pemangku yang bertugas mengikir gigi) saja berjumlah 70 orang. Benar-benar masal :D
Proses upacara dilaksanakan dari tanggal 26 Juni, yaitu acara medengen-dengen. Hari itu, jam 3 sore saya dan keluarga datang ke Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) menggunakan baju yang sudah diberikan oleh
panitia, kamen dan selendang, serta membawa perlengkapan
persembahyangan yaitu bunga, kwangen, canang sari, dan dupa. Pada saat upacara ini yang dilakukan adalah
Sembahyang, Natab, Menggunakan benang merah di kaki kiri. Setelah
upacara ini, oleh para Pemangku kita disarankan agar setelah sampai dirumah agar jangan bepergian keluar rumah.
Pada tanggal 27 Juni, saya jam 4 pagi sudah ke salon untuk berias. Saya hanya menggunakan riasan adat madya. Upacara dimulai jam setengah 7 pagi di Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR). Walaupun rumah letaknya dekat dan ke salonnya pagi tapi tetap saja saya terlambat. Heran.
Ritual yang dilaksanakan hari ini adalah ang pertama adalah sembahyang, dan natab. Sekitar jam 10 saya mendapat giliran untuk metatah, didampingi orang tua saya menuju bale tempat metatah. Oya, karena pesertanya banyak, sekali naik ke bale itu 10 orang berjejer untuk metatah. Kemudian diarahkan oleh Pemangku untuk sembahyang kemudian mengambil posisi tidur untuk dilakukan proses potong gigi, Pemangku tersebut menaruh suatu penyangga diantara gigi saya kemudian mulai mengikir 6 gigi atas. grek grek grek. Rasanya? entahlah. Setelah itu turun dari bale dan menginjak 3x sesajen yang ada dibawah dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
Setelah di tempat duduk kembali dilakukan natab, kemudian dipasangkan kalpika, dan benang tridatu (benang tiga warna) di badan, kemudian memotong sedikit rambut serta memotong bunga teratai putih yang dimasukkan ke dalam tempat dari janur. Ada pula mepedamel (dengan mencicipi sad rasa = enam rasa, yaitu:
sepet, manis, pahit, asin, asam, pedas), dan yang unik bagi saya adalah kita di berikan beras di atas kedua tangan, kemudian nantinya akan datang Pemangku membawa ayam (yang sudah mati) dan kaki ayam tersebut mengais beras yang ada ditangan. Setelah itu ada lagi pemangku yang membawa bebek (yang sudah mati), sebagai simbol Dewi Saraswati, kemudian mencium kening, hidung dan bibir saya. hehehe. Terakhir adalah nunas tirta, tirta dari rumah masing-masing.
Acara selesai jam 2 siang, dan seluruh peserta sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Selesailah rangkaian Upacara Potong Gigi saya dan keluarga. Lega. Senang. Haru. upacara ini berlangsung dengan lancar dan disaksikan oleh banyak keluarga dari nenek, paman, bibi, kakak, adik dan saudara yang lain.
No comments:
Post a Comment